Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MEDIA DAN TEMPAT BUDIDAYA CACING TANAH LUMBRICUS


cara praktis pemeliharaan media budidaya cacing lumbricus-persiapan pertama dalam budidaya cacing lumbricus adalah media atau bahan-bahan di mana cacing ini hidup dan berkembang biak media untuk perkembangan cacing ini haruslah mempunyai syarat-syarat sebagai berikut.



syarat media cacing bahan organik yang remah artinya media haruslah longgar dan tidak mudah menjadi padat. Hal ini dikarenakan selama masa pemeliharaannya akan selalu ditambahkan pakan cair dan juga media baru secara periodik disamping selama hidupnya cacing akan mengeluarkan kotoran berupa butiran kecil kecil seperti tanah. kotoran cacing dan pakan cair ini setelah beberapa waktu akan membuat media jadi padat menggumpal sehingga dapat menghambat pertumbuhan cacing dan jumlah telur yang menetas.


Oleh karena itu diperlukan media yang remah, longgar, tidak mudah menggumpal, hangat, mampu mengikat air agar lembab sekaligus mampu mengalirkan air ke dasar jika berlebihan meskipun pada akhirnya media tersebut akan dimakan cacing dan terurai tetapi prosesnya akan berjalan sangat lama sekitar 2 sampai 3 bulan di samping itu kelonggaran media ini sebagai sirkulasi udara dan agar cacing bisa bebas bergerak ke mana saja.

satu hal lagi keuntungan media saja yang senantiasa longgar adalah anakan cacing yang nantinya menetas masih bisa mendapatkan asupan makan yang akan diberikan berupa cair cairan. pakan inilah yang akan meresap turun sehingga bisa dimakan anakan cacing yang berada di bawah tanpa harus naik ke permukaan. maka nantinya setelah ditambahkan media baru secara periodik anakan cacing bisa berkembang dan besar di lapisan bawah dan cacing tidak berkumpul di permukaan media saja. tetapi jika bisa hidup dan berkembang di lapisan media bawah.

salah satu persyaratan agar telur apapun bisa menetas adalah suhu yang hangat dan stabil termasuk telur cacing ini. suhu yang hangat dan stabil inilah yang nantinya akan membantu telur cacing yang berada di dalam media menetas pada waktunya. jika media dingin maka Percuma saja meskipun banyak telur karena tidak akan menetas atau kalaupun bisa menetas makan nanti jumlah anak-anakan sedikit.


kehangatan media ini terjadi akibat proses fermentasi dan penguraian bahan organik yang berlangsung terus-menerus di dalam tumpukan media. inilah salah satu fungsi pemberian probiotik atau bakteri pada pakan yang difermentasi.


persyaratan lain bagi media hidup cacing lumbricus adalah kelembaban media yang terjaga artinya media dapat menyimpan air dan menjadikan lembab. kelembaban ini terjadi karena cacing secara rutin diberi pakan cair dan kalaupun pakan cair ini berlebihan maka akan cepat meresap kedalam ke bawah dan bisa mengalir keluar melalui paralon di bagian dasar yang berfungsi sebagai sirkulasi udara sekaligus sebagai peresapan air.

bahkan sewaktu-waktu media cacing harus juga disiram juga, permukaan media terlalu kering saat cuaca terik untuk mempertahankan kelembaban.

bahan organik tentu saja syarat utama dari media cacing harus terdiri dari bahan organic. Inipun dipilih dari bahan yang bisa lapok atau terurai karena nantinya media ini setelah dipanen akan berfungsi sebagai media tanam atau kompos bagi tanaman. bisa Lapuk tersebut dengan dua kualifikasi yakni mudah Lapuk dan sulit lapuk .

mudah Lapuk agar bisa dimakan juga oleh cacingnya saat makanan telah habis dan juga sulit lapuk untuk agar bisa menjadi tempat menempel telur bagi induk cacing dan juga agar media tetap bisa poros atau tetap berongga dengan adanya rongga rongga inilah makan cacing bisa beraktivitas ke mana-mana mencari makan. saat mencari pasangan dan saat bertelur atau saat menghindar dari sama dan hewan hewan pengganggu lainnya. agar media dipergunakan untuk memelihara cacing bisa maksimal fungsinya yakni disamping sebagai media tetapi Nantinya juga akan hancur juga setelah lunak akibat proses fermentasi dan bisa dimakan cacing maka kita harus mempersiapkan terlebih dahulu media yang cocok. untuk itu adapun bahan-bahan sebaiknya disiapkan sebagai media cacing adalah sebagai berikut


bahan media cacing limbah gergaji atau baglog jamur bekas yang sudah dibuang dan tidak terpakai lagi bahan kayu yang paling bagus dan cocok adalah baglog jamur karena teksturnya sudah lunak dan tidak mengalami pembusukan lagi sedangkan jika memakai limbah gergaji maka Pilihlah yang sudah Lapuk karena jika kasar tidak disukai cacing bisa melukai kulitnya. Jika ada bahan-bahan yang kasar dan bisa menusuk atau melukai kulit cacing makn cacing akan keluar dari media pindah ke tempat lain.


pupuk kandang. pupuk yang bisa dipakai berasal dari sapi kambing atau domba, ayam dan lain-lain. Pilihlah yang sudah matang agar nantinya media tidak terlalu panas karena proses pembusukan dan kandungan gasnya amonia yang cukup tinggi sangat tidak disukai cacing. cacing akan keluar meninggalkan media jika masih panas dan mengandung amoniak yang tinggi. begitu pula bahan pupuk kandang untuk media cacing ini tidak boleh mengandung hewan-hewan lain yang bisa mengganggu perkembangan cacing anakan maupun telurnya yaitu kutu, semut, orong-orong dan serangga lainnya.

batang pisang. pilihlah batang pisang yang sudah membusuk karena akan menjadi tempat bersarang yang bagus bagi cacing tetapi jika memang tidak tersedia maka bisa menggunakan batang pisang baru. potong-potong lah batang pisang kemudian dijemur 3 hari agar layu.

disamping ketiga bahan tadi yang wajib ada maka bisa ditambahkan bahan bahan organik lainnya yang ada disekitar kita yang sifatnya agak keras atau lama terurai yakni berbagai macam daun-daunan, limbah sampah dari pasar, enceng gondok, limbah dari lahan pertanian seperti jerami rerumputan tongkol dan batang jagung bekas tanaman kedelai, kacang hijau dan lain-lain. semua bahan ini ndak nya dicacah dahulu untuk memudahkan proses pengomposan. cara agar mudah tercampur merata dengan bahan-bahan yang lain.


itulah beberapa bahan untuk media cacing yang sudah terbukti bagus dipergunakan dan mendukung perkembangbiakan cacing. untuk komposisinya bahan-bahan tersebut bisa dicampur bebas khusus untuk kotoran sapi dan kotoran ternak lainnya atau bahan lain yang masih proses fermentasi atau pembusukan Sebaiknya dalam jumlah tidak lebih dari 25%. Misalnya saja  limbah kelapa sawit. ampas tahu ampas kecap, ampas tempe dan lain-lain.

hindari pemakaian bahan yang mengandung zat kimia. Setelah semua bahan tersebut terkumpul dan telah dihancurkan. selanjutnya di aduk sampai merata dan kemudian siap difermentasi menjadikan kompos setengah matang atau tidak terlalu lapuk.

cara fermentasi media cacing siapkanlah semua bahan organik yang bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan yang terdapat di sekitar Lokasi masing-masing.  setelah dihancurkan dicampur merata dan kemudian di fermentasi caranya adalah sebagai berikut.

bahan bahan pengurai kompos untuk media cacing

bakteri pengurai 1 liter sebaiknya memakai hasil ternak sendiri.
Molase 1 liter bisa diganti gula merah atau air tebu
air kelapa 5 liter
air cucian beras 2 liter


semua bahan diaduk dan di aktivasi dahulu setidaknya agar saat digunakan bereaksi dengan cepat ditandai dengan peningkatan suhu. bahan-bahan yang dikomposkan campuran ini bisa dipergunakan untuk sekitar 1 ton bahan organic. usahakan bahan-bahan tersebut tersedia lengkap agar proses fermentasi berjalan cepat dan hasilnya bagus. campuran bakteri ini bisa juga dipakai untuk menerapkan fermentasi di bahan pakan makan cacing.


cara memfermentasi kompos untuk media cacing.

campuran bahan-bahan organik di atas tanah yang teduh setinggi kurang lebih 20 sampai 25 cm sedangkan campuran tadi disiram ke atas tumpukan media sambil diaduk setelah itu tutuplah media dengan terpal atau karung bekas dan biarkan selama 3 sampai 4 hari. pada hari keempat Pembukaan media dibongkar diaduk dan dibalik biarkan kurang lebih 30 menit agar panas dan gas gas yang ada bisa keluar setelah itu ditutup dan dibiarkan tiga hari lagi.



tujuan pembongkaran ini agar suhu di dalam media tidak terlalu panas karena malah bisa menghambat atau membnuh bakterinya. Ternyata kompos ini banyak mengandung hewan-hewan lain yang mengganggu maka sebaiknya kompos ini dibongkar pada hari ke 5 sampai 7 agar panas hasil fermentasi bisa membnuh atau mengusir hewan-hewan tersebut. setelah proses fermentasi selesai pada hari ke 7 sampai 8 bongkar kembali dan biarkan diangin-anginkan selama 2 sampai 3 hari agar sisa gas amonia yang ada di yang ada bisa menguap. tambahkan batang pisang yang sudah Lapuk atau sudah layu saat pendinginan agar bisa membantu menurunkan suhu nya jangan lupa masukkan sisanya ke dalam karung untuk disimpan dan digunakan sebagai penambahan media secara rutin setiap 7 sampai 10 hari sekali. karena itu Buatlah kompas media cacing ini dalam jumlah yang banyak. Setelah media difermentasi ini telah jadi dan sudah dingin maka bisa dimasukkan ke dalam kolam tempat budidaya cacing. masukkan setebal 20 cm saja jangan lupa memasang instalasi pipa untuk aerasi di dalam kolam indukan cacing.


Bibit cacing bisa diperoleh dari jaringan yang membudidayakan cacing ini atau  perorangan. saat ini telah banyak yang memberdayakan dengan tujuan antara lain sebagai indukan. Hanya beberapa saja yang telah mengolahnya menjadi tepung cacing atau sebagai obat atau kapsul.
sebaiknya pesanlah kepada pihak yang telah terbiasa mengirim agar aman pesanlah yg udah siap bertelur dengan banyaknya orderan maka akan sulit mendapatkan indukan yang benar-benar siap. bagi sebagai pembudidayaan ini tidaklah menjadi masalah karena isi dalam tiap kilogramnya jauh lebih banyak jika dicampur dengan remaja atau bahkan anakan asal indukannya tetap disertakan nantinya usia panen bisa lebih lama. setelah indukan asli sudah tidak berproduksi lagi. ciri-ciri indukan yang baik adalah tanpa cacat, luka atau patah.

Bibit cacing yang bagus pertanda cacing tidak stres tidak lengket dan cacing lain ada gelang warna kuning agak putih di lehernya dan lebih menonjol atau tebal enggak terlalu tua atau afkir. setelah indukan diterima segeralah bawa pulang dan menyebarkannya ke kolam atau wadah budidaya untuk meminimalisir tingkat stres dan kematian induk. minimal diperlukan 1 kg induk cacing per m2 lahan dan maksimal 3 kg jika memang lahannya sempit. setelah indukan cacing dimasukan tunggulah beberapa saat apabila semuanya mau masuk ke dalam media maka berarti media tersebut telah sesuai dengan kondisi yang dikehendaki oleh cacingnya berarti indukan itu juga sehat apabila cacing tidak mau masuk ke dalam media Berarti ada sesuatu yang tidak beres didalamnya bisa karena media terasa kasar bagi kulit cacing,  sarana media masih terasa panas dan masih mengandung amonia hasil pembusukan atau proses fermentasi belum sempurna bisa juga karena ternyata di dalam media setelah dipakai bersarang bagi semut merah atau bisa juga karena kualitas indukan cacing kurang bagus akibat penanganan panen yang tidak benar sehingga cacing banyak yang terluka atau putus dan bisa juga berakibat stress. satu hari kemudian barulah saja yang kita beri pakan menggunakan pakan cair yang difermentasi agar staminanya segera pulih karena jika tidak diberi makan maka media ini akan habis dimakan padahal tujuannya adalah sebagai media saja.

sedangkan pakan telah disiapkan terus sendiri yang mengandung gizi yang lebih baik. indukan yang telah disebar di kolam dan media cacing belum tentu semuanya mau masuk ke dalam hal ini dikarenakan cacing telah sakit cacing cacat dan mati Ambillah agar tidak mendatangkan semut atau tahu meskipun itu jadinya kelihatan masih hidup dan lemas biasanya akan mati juga. Coba saja dipisahkan ke tempat lain dan lihat perkembangannya jika bisa pulih maka bisa dikembalikan ke wadah budidaya. lokasi budidaya cacing, lokasi untuk menempatkan wadah budidaya cacing dalam hal ini kami sarankan memakai model kolam Bata atau batako tanpa di plester. Pilihlah lokasi yang sejuk dan berilah atap serta dinding sederhana dari terpal atau bahan lainnya yang murah agar kondisi kolam budidaya ini tidak terkena air hujan sedangkan dinding berfungsi agar Ruangan menjadi lembab dan agak gelap perlu diketahui bahwa cacing lumbricus membutuhkan media yang lembab tetapi tidak basah dan ruangan yang gelap karena memang tidak menyukai cahaya agar bisa beraktivitas dan makan terus menerus dengan  tenang.


Wadah atau kolam budidaya cacing rata-rata pembudidaya di semua daerah yang memperjualbelikan cacing lumbricus SP ini memakai wadah dari kotak kantong-kantong terbuka yang tergantung atau wadah lain yang disusun di atas rak  tetapi berdasarkan pengalaman kami yang pertama menerapkan sistem budidaya memakai wadah dari kolam yang terbuat dari Bata atau batako. sistem budidaya dengan memakai wadah dari kolam ini jauh lebih praktis dibandingkan model kotak bersusun dan karena perawatannya sangat mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu maupun tenaga.

untuk membuat kolam budidaya cacing pasanglah Bata atau batako setinggi 60 sampai 70 cm tanpa di plester dengan lebar maksimal 120 cm. jika bisa dirawat dari Sisi kiri dan sisi kanan sedangkan jika berada di pinggir menempel pada tembok maka lebarnya cukup 80 cm agar tangan kita bisa sampai ke pinggir saat melakukan perawatan dan panjang kolam bisa menyesuaikan dengan lokasi tetapi sebaiknya tidak lebih dari 5 M agar dindingnya tetap kuat dan tidak mudah roboh. untuk dasar kolam sebaiknya diberi alas dari bata yang di Plester dengan semen sebelumnya agar masih bisa menyerap air dan lantainya tetap keras agar awet tetapi masih bisa mengalirkan air ke tengah apabila sewaktu-waktu kadar airnya berlebihan.

dasar kolam dibuat seperti huruf v yang agak datar ditanamkan paralon 2 inchi dan 3 inchi sepanjang Tengah di dasar kolam menembus tembok dalam agar ada angin dari luar dan masuk ke bawah kolam. media yang diberi sambungan T. setiap 1 meter sambungan T ini mengarah ke atas tingginya sesuai dengan ketinggian  kolam dan diberi lubang-lubang di sekeliling untuk membantu sirkulasi udara di dalam media. sebaiknya sambungan paralon tidak diberi lem agar jika diperlukan untuk memanen total dan membersihkan kolam tidak menjadi hambatan. bagian bawah sepanjang paralon diberi lubang  diameter 3 sampai 5 mm nantinya paralon di dasar kolam ini akan berfungsi sebagai lubang sirkulasi udara dan lubang-lubang kecil tersebut bisa mengalirkan udara di sepanjang kolam dan memberi udara segar pada media cacing agar nantinya media tidak terlalu panas karena proses fermentasi yang terus berjalan.



lubang-lubang itu juga bisa berfungsi sebagai pembuangan Air jika berlebihan Seringkali minimnya lahan untuk budidaya cacing ini maka diatas kolam juga diberi Rak untuk menempatkan ember kotak Styrofoam, kotak kayu untuk menambahkan wadah budidaya karena lokasinya yang kurang luas sebaiknya yang ditempatkan dalam wadah wadah kecil di atas rak tersebut hanyalah telur atau anakan dan remaja untuk mempermudahkan saat panen dan pasca tidak mengandung telur cacing maupun anakan nya telur dan anakan ini meskipun bobotnya rendah tetapi potensi hasilnya sangat banyak,  kita malah ada tambahan tenaga dan waktu untuk memisahkan telur dan akan sedangkan jika berupa kolam maka tidak ada lagi kegiatan selain memberitakan menambah media baru dan menyiram Jika perlu. 

sumber fazairablog