Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

kenapa ayam tidak mau makan dedak

Bekatul merupakan produk sampingan dari industri beras. Bekatul adalah lapisan luar yang keras dari butiran beras yang dihilangkan saat mengolah beras merah menjadi putih.



Komposisi
Bekatul kaya akan protein dan lemak. Ini juga mengandung vitamin B, vitamin E, dan beberapa mineral tingkat tinggi.

Kandungan Gizi Bekatul

Bahan kering: 91%
Energi yang dapat dimetabolisme: 2040 kkal/kg (1000 kkal/lb)
Protein kasar: 13,5%
Metionin: 0,17%
Sistein: 0,10%
Lisin: 0,50%
Triptofan: 0,10%
Treonin: 0,40%
Lemak kasar: 5,9%
Serat kasar: 13,0%
Abu: 11,0%
Kalsium: 0,10%
Fosfor total: 1,70%
Fosfor non-fitat: 0,24%


Memberi Makan Dedak Padi

Bekatul rentan terhadap ketengikan, memiliki kandungan fitat yang tinggi, mengandung penghambat enzim (tripsin inhibitor), dan tinggi serat.

Karakteristik ini telah membatasi penggunaan bekatul dalam diet unggas. Maksimum 10-20% direkomendasikan dalam diet ayam pedaging, tergantung pada asal geografis beras dan tingkat enzim tambahan yang digunakan.


Tingkat inklusi yang direkomendasikan dalam diet broiler bervariasi dari 10 sampai 20% melaporkan bahwa pemberian dedak padi 20% pada ransum broiler mengakibatkan penurunan performa pertumbuhan. Selain itu, menambahkan hanya 10% dedak padi mengurangi efisiensi pakan dan kadar abu tibia. Yang lain merekomendasikan agar bekatul tidak dimasukkan ke dalam ransum ayam pedaging yang berumur kurang dari 21 hari.

Tingkat yang lebih tinggi dimungkinkan pada itik dan ayam petelur.

 Sementara 60% dedak padi telah berhasil digunakan dalam ransum petelur, batas atas 45% lebih diterima secara luas.


Penggunaan enzim pakan hanya berhasil terbatas, meskipun fitase telah terbukti meningkatkan ketersediaan fosfor.

Ketika memasukkan dedak padi tingkat tinggi dalam pakan anak itik, penambahan tepung ikan 5% telah terbukti meningkatkan kinerja pertumbuhan