Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BUDIDAYA LELE DENGAN MENGUNAKAN BAKTERI DARI ALAM HASILNYA DILUAR DUGAAN

Banyak pelatihan budidaya ikan lele yang diselenggarakan ternyata hanya mengungkap budi daya ikan saja, mulai dari pemeliharaan indukan, pemijahan, pendederan dan pembesaran. Ada aspek yang sering dilupakan untuk diajarkan dalam pelatihan tersebut antara lain. Manageman Sumberdaya Manusia, Managemen perkolaman, managemen kebutuhan pakan. Serta Teknik pencatatan, pelaporan pembukuan berupa Laporan Rugi Laba dan Neraca.

Salah satu kekurangan pebudidaya ikan lele ini adalah. Tidak bisa menghitung berapa sebenarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari budidaya tersebut. Biasanya pelatihan memberi gambaran keuntungan semu. Keuntungan hanya dihitung sampai batas menghitung Gros profit dengan analisa FCR dan biaya benih, Padahal dibalik itu terdapat biaya yang sangat besar yaitu Tenaga kerja, Pembuatan kolam, Biaya penyimpanan pakan penyusutan infrastruktur dan biaya peralatan lainnya.

*sumber : asyikberternak.blogspot.com

Dengan kata lain, pelatihan yang banyak diadakan masih sebatas untuk hobi atau belajar untuk berbisnis. Belum masuk ke essensial bisnis sebenarnya. Yaitu bisnis yang bisa menjadi pegangan hidup baik untuk membiayai kebutuhan hidup pemilik modal dan SDM yang terlibat di dalamnya.

Mudah mudahan rekan rekan yang mau berbisnis di sector lele ini dapat memikirkan nya juga demi kelangsungan usaha kita ini. Jangan sampai layu sebelum berkembang.

Saya tidak antipati dengan pelatihan budidaya lele yang mana saja...justru yang saya ingatkan adalah dibalik ilmu budidaya tersebut banyak lagi ilmu ilmu pendamping yang perlu dipelajari...silakan ikut pelatihan budidaya yang mana saja. karena itu merupakan pintu masuk kita ke dunia per lele an. cuma ya tetep pilih pilih lah pelatihan yang mau diikuti,,, kalau ada yang gratis dan bagus, kenapa mesti pilih yang berbayar....sama sama hasilnya belum ketahuan....

Dan bagaimanapun upaya yg dilakukan, jika FCR masih di kisaran 0,8 - 1 : 1 maka hasil akan sangat tipis utk ukuran benih per 1000ekor, kecuali punya banyak kolam dan puluhan ribu bibit. Tetapi jika mampu FCR dibawah 0,5 maka pastilah untung besar meskipun tanpa pencatatan

kalau FCR bisa tembus 0.5, banyak energi yang bisa dihemat, gak perlu belajar ini itu. gak perlu membahas ini itu. tapi kondisi FCR rendah juga butuh waktu untuk mencapainya perlu banyak pengalaman dan kendala yang harus dilalui....tentunya juga banyak biaya yag harus dipertaruhkan. ini yang ssya maksudkan, jangan sampai kita "layu sebelum berkembang"

salah satu peternak di malang,Bibit ukur 2-3 sebanyak 10.000ekor. 45hari kemudian sudah dipanen sebanyak 350kg konsumsi dan tersisa 6.000ekor sangkal, pakan habisnya hanya 4sak/120kg., air sering ganti, kolam terpal. Nah apakah hal ini mungkin?

Semua berawal dari ‪#‎ternak_bakteri‬ yg telah dikembangkan dan dimodif lagi. Berkreasilah dg hal2 itu, nantinya pisahkan bakteri yg dari tanaman utk aplikasi ke kolam, sedangkan yg dari hewan bisa aplikasi ke pakan. Lakukan saja dulu meskipun itu tidak tepat, Dan jangan berharap ilmu matengnya karena itu gak asyik, tdk ada debar2nya

learning by doing.... sesuatu hal yang diperoleh dengan gampang akan terkesan tidak berharga, akan tetapi kalau sudah pernah mencoba mencari sendiri, akan terasa betapa berharganya suatu penemuan tersebut, walaupun dikatakan tidak sengaja, tetapi tetap memerlukan proses yang memakan waktu yang lama dan energy yang besar pula.

Diawal ngajari petani beternak bakteri, tlah banyak sindiran, cacian & nada memusuhi dilontarkan ke sya. Apalagi dri pihak aplikator & akademisi, krn smua bahan yg dipakai utk ternak itu adalah bahan yg mentah & tdk steril meskipun segar. Nah setelah bergelut beberapa tahun dg mahluk halus ini maka jadi lebih mengenal sifat2nya, karakternya dan dimana bisa didapat dari alam, karena yang botolan ternyata jauh dari efectif. Setelah aplikasi ke sana sini dg banyak korban tewas karena ujicoba

ini bukan sedang membahas beternak lele dengan kohe sapi? itu hanya khusus bagi pembudidaya yg kurang modal dan gak kuat beli pakan, itupun harus dg pendampingan yg tepat agar bisa bagus tdk berdampak bakteri Yg dari tanaman bisa diambil dari akar azomic, akar eceng gondog, akar pakis, lumut dan buah, yg dari hewan bisa kol, keong bekicot cacing ikan. Semua bahan tinggal dihaluskan, ditumbuk, diblender, beri air kelapa 5 kalinya dan gula merah 5-10%, Setau saya teman2 pembudidaya masih sibuk dan focus bagaimana cara agar air berwarna hijau, air berwarna kuning kecoklatan, pink, merah, ungu , hitam. Kenapa tidak focus bagaimana memperbaiki FCR ?

Seperti kita ketahui bhw sebagian besar pakan terdiri dari unsur karbohidrat, berikutnya protein, lemak dll, yang pertama kali dibutuhkan ikan dari makanan yg dia makan adalah memperoleh energi, energi ini paling mudah didapat dari karbohidrat yang tentunya harus diubah dulu menjadi gula baru dijadikan energi. Nah proses mendapatkan energi ini juga memerlukan energi yakni contoh mengubah karbohidrat menjadi gula dan energi, energi bisa berupa panas, gerak dll. Bisakah proses ini disingkat dan dilakukan diluar pencernakan ? tentunya bisa dg memanfaatkan bakteri yg tepat agar nantinya protein bsa disimpan

pengunaan bakteri yang ada diusus hewan. Setahu saya bakteri positif yg paling bagus ada di rumen sapi.. Mungkin bakteri ini yang jadi fermentor dari hewan yg diolah menjadi ZPT vegetatif. Sedangkan gula dan air kelapa hanya sebagai makan bakterinya.

yg dari rumen cocok utk tanah/tanaman, yg dari ayam cocok utk ayam, yg dari ikan mujaer cocok utk mujaer.. yg dari tanaman cocok utk air, jadilah pembudidaya yg bakal survive, tanpa banyak tanya langsung berbuat sesuai rambu2 yg ada. Lanjutkan saja, gak asyik kalau diberi tau jalan ceritanya

ini hampir mirip dengan proses pembuatan Mol, apa itu Mol...MOL adalah micro-organisme lokal yg sudah terbukti dan teruji mampu bertahan dan beradaptasi dg baik, biasanya terdapat pada tanah2 tertentu, pada perairan, pada akar tanaman dan pada usus hewan. bisa berupa bakteri atau jamur. Berfungsi mengurai bahan organik/unsur hara/racun, menghasilkan enzym dan hormon, mencegah patogen berkembang, membantu metabolisme mahluk

baca juga cara beternak lele dengan kohe sapi